Selamat Datang! di Cafebahasa dan Drama-Bambang Setiawan-Blog Informasi Drama-Jangan lupa isikan Komentar Anda demi perbaikan ke depan-Kirim artikel Anda untuk diposting-bbg_cla@yahoo.com

Rabu, 18 Januari 2012

Sejarah Teater


Sejarah dan Perkembangan Teater di Indonesia

Teater sebagai kegiatan pertunjukan mempunyai beberapa ciri yaitu teater sebagai salah satu seni pertunjukan. Seni kolekti , dan memerlukan penonton, sebagai deni, teater berhubungan dengan seni gerak, seni tata rias dan seni tata busana, sebagai seni kolektif, karena teater dikerjakan secara bersama-sama seperti antara sutradara dan pelaku, serta antara pelaku dan petugas tata rias dan tata busana, teater juga membutuhkan penonton, karena tanpa penonton teater tidak bermakna.
Teater dikenal masyarakat Indonesia sejak lama, berasal dari teater-teater daerah yang disebut teater tradisional. Menurut Kasim Ahmad dalam Herman J, Waluyo (2001 :73-75) teater tradisional dibagi menjadi tiga macam, Yaitu:

  1. Teater Rakyat
Teater Rakyat berkembang ditiap-tiap daerah, hampir semua daerah memiliki teater rakyat, seperti telah disebutkan diatas, biasanya teater rakyat disebut teater daerah, ceritanya biasanya diambil dari kehidupan masyarakat di daerah setempat, pengolaannya pun sangat sederhana, sehingga sekarang banyak group-group teater tradisional khususnya teater rakyat yang bangkrut.

  1. Teater klasik
Jika dibandingkan dengan teater rakyat, pengolaan teater klasik lebih baik dan lebih mapan karena segala sesuatunya sudah diatur, serita diambil bukan dari cerita rakyat dan pelakunya sudah terlatih, panggungnyapun tidak lagi menyatu dengan penonton salah satu contoh teater klasik adalah wayang orang.

  1. Teater Transisi
Teater ini sebenarnya bersumber dari teater daerah, tetapi cara penyajiannya sudah dipengaruhi gaya barat, Dekorasi, tata rias dan tata busananya dipengaruhi gaya barat contoh:
-          Teater transisi adalah komedi instanbul dan
-          Sandiwara Dar Danela

1.      Keunikan Karya Sastra
a.      Puisi
Puisi adalah jenis karya sastra yang terikat oleh syarat-syarat tertentu. Seperti korespondensi dan periodasi, puisi memiliki keunikan-keunikan sebagai berikut:
1.      Puisi terdiri dari baris-baris yang membentuk bait
2.      Pilihan kata dalam puisi bersifat intens, artinya setiap kata mempunyai makna yang dalam
3.      Puisi memiliki ritme atau pola persajakan.
.
b.      Prosa
Prosa adalah karangan bebas yang tidak terikat seperti puisi dan menggunakan bahasa sehari-hari. Bahasa prosa bersifat naratif, deskriptif, prosa memiliki keunikan-keunikan yang berbeda dengan puisi antara lain:
1.      Prosa terdiri dari kalimat-kalimat yang membentuk paragraf
2.      Prosa menggunakan bahasa sahari-hari
3.      Bahasa prosa bersifat naratif-deskriptif
4.      Prosa bersifat bebas, tidak terikat oleh korespondensi dan periodisasi
c.       Drama
Drama adalah karya sastra yang menceritakan suatu peristiwa yang diwujudkan dalam bentuk dialog-dialog, drama sebenarnya harus dipentaskan, bukan untuk dibaca, namun ada juga drama yang hanya untuk dibaca disebut drama bacaan (closed drama atau drama reportoar) atau teks play, drama ini berhubungan dengan seni pertunjukan (teater atau performance)

d.      Unsur Drama
Drama terdiri atas unsur tokoh dan penokohan, alur, latar dan tema, tema adalah topik/ gagasan cerita, tokoh adalah pelaku drama, tokoh drama memiliki sifat atau watak tertentu yang akan nyata terbaca dalam dialog dan catatan samping, watak tokoh drama digambarkan secara tiga dimensi yaitu:
a.       Keadaan Fisik
Misalnya umur, jenis kelamin, ciri-ciri jasmani
b.      Keadaan Psikis,
Misalnya keadaan emosi
- Mentalitas dan
- Temperamen
c.       Keadaan Sosiologis yang meliputi
- Jabatan
- Pekerjaan
- Kelas Sosial
- Agama
- Idiologi

Alur drama dapat diketahui melalui percakapan/dialog tokoh-tokohnya seting atau latar pertunjukan drama harus ditata semenarik dan setepat mungkin dengan cerita.

Setiap pementasan drama tentu mempunyai daya tarik sendiri, setiap adegan atau dialog harus diikuti dengan baik, dialog-dialog tersebut meruppakan ekspresi tokoh dan menunjukkan alur cerita, tema cerita dapat diketahui dari alur tersebut.

e.       Nilai-Nilai dan Peran Moral dalam Teater
Sudah dijelaskan diatas bahwa nilai berhubungan dengan hakikat suatu hal, sedangkan pesan moral adalah hal-hal yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau penonton tentang  akhlak dan budi pekerti manusia, teater, sebagai seni pertunjukan jelas memiliki nilai dan pesan moral, sekalipun teater yang dipentaskan tidak baik.
Memurut Tata Widjaja, nilai pandangan dibagi menjadi 3 yaitu:
-          Nilai Material
-          Nilai Moral dan
-          Nilai Spiritual.

a.       Nilai Material berhubungan dengan segala sesuatu yang disandarkan kepada faktor keberadaan, nilai material pada manusia disebut wadah materialistik, contohnya : menilai seseorang dilihat dari kaya atau miskin, cantik atau jelek, jadi nilai material adalah arti sebuah benda yang dilihat dari tinggi rendahnya daua tarik materi benda tersebut, sehingga benda tersebut sangat dibutuhkan (ital), penting, atai tidak diperlukan sama sekali, mulai moral berhubungan dengan tinggi rendahnya aklak seseorang, pada penggalan drama tradisi diatas dapat disimpulkan bahwa Malin Kundang memiliki nilai moral yang sangat rendah sedangkan Timun emas memiliki nilai moral yang sangat tinggi. Nilai spiritual ialah besar kecilnya daya pendorong kepemilikan dari suatu benda.

* Sumber: Ahmad Sanusi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar